Sebagai seorang mahasiswa, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan, mulai dari diajak teman hangout ke mall, nongkrong sepulang kuliah, hingga ikut jalan-jalan dadakan di akhir pekan, padahal di saat yang sama, ada deadline tugas yang menanti untuk diselesaikan. Sekilas, semua itu tampak sebagai bentuk kontribusi dan keterlibatan. Namun, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apakah semua itu dilakukan karena benar-benar ingin, atau semata-mata karena takut mengecewakan orang lain? Jika kita pernah merasa bersalah ketika menolak ajakan teman, atau tetap menyanggupi permintaan seseorang meski dalam kondisi lelah, mungkin kita memiliki kecenderungan sebagai seorang people pleaser.
SDG 3
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Almayla Taorayudha, mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2024, berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Esai Nasional dalam rangkaian Agribusiness Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada bulan Februari 2025. Kompetisi ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
Bunga bukan hanya sekadar hiasan yang memanjakan mata. Di tangan yang tepat dan melalui proses yang penuh makna, bunga bisa menjadi media untuk mengungkapkan perasaan, mengenali diri, dan bahkan membangkitkan kepercayaan diri. Mahasiswa FEB UGM diajak untuk mengekspresikan diri melalui workshop The Language of Flowers yang diadakan oleh Career and Student Development Unit (CSDU) FEB pada 23 Mei 2025.
Kepala CSDU FEB UGM, Dewi Fatmawati, S.E., M.Ec., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan ruang bagi mahasiswa dalam mengekspresikan diri melalui kreativitas. Dalam kegiatan merangkai bunga tersebut, turut dihadirkan psikolog untuk membantu para mahasiswa menggali makna emosional di balik pilihan bunga yang dirangkai.
Dalam rangka mendukung kesejahteraan mahasiswa, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Career and Student Development Unit (CSDU) kembali menjalankan program Mood Booster selama periode Ujian Akhir Semester (UAS) semester genap tahun ajaran 2025/2026. Program ini diwujudkan dengan menyediakan sarapan gratis bagi mahasiswa selama UAS. FEB UGM menyediakan 150 porsi makanan dengan berbagai varian menu setiap harinya mulai Senin, 2 Juni 2025 hingga Jumat, 13 Juni 2025.
Di balik unggahan prestasi, senyum saat rapat organisasi, dan obrolan santai di kantin, bisa jadi ada seseorang yang sangat lelah menjalani hidupnya. Bukan lelah fisik semata, tapi lelah karena terus merasa harus terlihat baik-baik saja. Kita, sebagai mahasiswa, seringkali terbiasa menyembunyikan tekanan dalam diam, tetap tampil tenang di permukaan, meski sebenarnya sedang kewalahan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai Duck Syndrome.
Ibarat seekor bebek yang tampak mengapung anggun di permukaan air, padahal di bawahnya kakinya sedang mendayung panik, begitulah banyak dari kita menjalani kehidupan perkuliahan. Terlihat santai dan terkontrol, padahal sedang berusaha keras agar tidak “tenggelam” dalam tuntutan hidup akademik dan sosial. Duck syndrome atau floating duck syndrome adalah kondisi ketika seseorang tampak tenang dan baik-baik saja dari luar, padahal sebenarnya sedang berjuang keras secara mental dan emosional di balik layar (Travers, 2024). Istilah ini diibaratkan seperti bebek yang terlihat tenang di permukaan air, tapi kakinya mengayuh cepat di bawahnya. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan fenomena di kalangan mahasiswa Stanford University. Namun, pada kenyataannya, kondisi serupa banyak dialami oleh mahasiswa di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, sebagai respons atas tekanan dalam menyeimbangkan tuntutan akademik, aktivitas nonakademik, dan kehidupan sosial (Riley, 2023).
FEB UGM berkomitmen kuat untuk mewujudkan ekosistem kampus yang inklusif dan ramah dan peduli terhadap kesehatan mental civitas akademiknya. Berbagi inisiatif dikembangkan oleh FEB UGM melalui Career and Student Development (CSDU) FEB UGM untuk meningkatkan kesejahteraan mental, termasuk bagi mahasiswa. Inisiatif tersebut salah satunya diwujudkan melalui penyelenggaraan program Berlayar (Bercerita Melalui Layar): Screening Film dan Dialog Bermakna yang bekerjasama dengan The Equity Initiative Funding, Yayasan Rumpun Nurani, serta Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia, Jum’at (25/4/2025) di Ruang Audio Visual FEB UGM.
Di kehidupan yang penuh tuntutan dan ekspektasi, kita sering kali merasa harus selalu tampil kuat, ceria, dan penuh semangat. Terkadang, saat kita merasa lelah atau kecewa, kita justru menghibur diri dengan kalimat seperti, “Nggak apa-apa, yang penting tetap positif!” atau “Aku harus tetap bahagia!” Namun, tanpa kita sadari, kebiasaan seperti ini bisa berbahaya, terutama bagi kesehatan mental kita. Hal demikian dikenal dengan istilah toxic positivity yaitu sebuah sikap yang menuntut kita untuk selalu berpikir positif, bahkan ketika kita merasa tidak baik-baik saja.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menyediakan sarapan gratis bagi mahasiswa selama ujian tengah semester (UTS) semester genap tahun ajaran 2024/2025. Selama masa UTS berlangsung mulai 8-17 April 2025, FEB UGM menyediakan sebanyak 150 porsi makan sehat setiap harinya. Program penyediaan sarapan gratis bagi mahasiswa ini merupakan wujud kepedulian terhadap kesejahteraan mahasiswa. Inisiatif ini dijalankan melalui Program Mood Booster yang diselenggarakan oleh Career and Student Development Unit (CSDU) sejak tahun 2023 lalu.
Lebaran merupakan momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang, karena menjadi waktu berkumpul bersama keluarga besar, berbagi kebahagiaan, dan mempererat tali silaturahmi. Namun, bagi kita, terutama yang masih dalam perjuangan menyelesaikan studinya, momen ini sering kali menjadi ajang pertanyaan basa-basi yang terkadang justru menimbulkan ketidaknyamanan. Pertanyaan seperti “Kapan lulus?”, “Kok belum kerja?”, atau “Kapan nikah?” sering kali terdengar sepele, tetapi bagi sebagian orang, terutama kita yang sedang menghadapi tekanan akademik atau persoalan pribadi, pertanyaan-pertanyaan ini bisa terasa seperti tekanan sosial. Bahkan, pertanyaan mengenai perubahan fisik, seperti “Kok gendutan?” atau “Sekarang kurusan ya?”, juga bisa membuat kita merasa tidak nyaman.
Dalam budaya Indonesia, basa-basi sering kali dianggap sebagai bentuk kepedulian dan keakraban. Namun, hal ini tidak jarang justru menjadi pemicu kecemasan dan tekanan mental, terutama jika kita merasa belum mencapai ekspektasi sosial tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara menghadapi pertanyaan-pertanyaan ini agar tetap merasa nyaman dan dapat menikmati momen lebaran dengan tenang.
Keterampilan pertolongan pertama psikologis dibutuhkan dalam berbagai situasi krisis seperti perubahan lingkungan, masalah hubungan, atau pengalaman traumatis. Untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menggelar pelatihan Psychological First Aid (PFA) pada Jumat (28/2/2025) di Ruang U-103.
Sesi pelatihan yang diisi oleh Psikolog Career and Student Development Unit (CSDU), Anisa Yuliandri, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Dalam pelatihan tersebut Anisa menekankan bahwa PFA dapat dilakukan oleh siapapun tanpa harus memiliki latar belakang profesional.