Di tengah jadwal kuliah yang padat, tugas menumpuk, dan kegiatan organisasi yang berjalan bersamaan, kita sering kali merasa perlu mengandalkan multitasking dalam hidup kita. Multitasking terjadi ketika seseorang berusaha melakukan dua tugas secara bersamaan, berpindah dari satu tugas ke tugas lain, atau mengerjakan dua atau lebih tugas dalam waktu yang berdekatan secara cepat (American Psychological Association, 2006). Sebagai contoh, kita sedang mengetik makalah sembari mengikuti rapat daring, atau mendengarkan dosen menjelaskan materi sembari membalas pesan di grup organisasi.
Bagi sebagian mahasiswa, multitasking bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Dengan banyaknya tuntutan dalam satu hari, kemampuan membagi perhatian seakan menjadi keterampilan wajib. Apalagi, kemajuan teknologi membuat kita bisa membuka banyak aplikasi dalam satu layar. Dalam kondisi seperti ini, wajar jika kita merasa multitasking adalah solusi cerdas untuk menghemat waktu. Namun, pertanyaan pentingnya adalah apakah otak manusia memang didesain untuk melakukan banyak hal sekaligus? Contoh sederhananya bisa kita lihat dari percakapan berikut, ketika mahasiswa mencoba menggabungkan berbagai aktivitas dalam satu waktu.
SDGs
Sebagai seorang mahasiswa, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan, mulai dari diajak teman hangout ke mall, nongkrong sepulang kuliah, hingga ikut jalan-jalan dadakan di akhir pekan, padahal di saat yang sama, ada deadline tugas yang menanti untuk diselesaikan. Sekilas, semua itu tampak sebagai bentuk kontribusi dan keterlibatan. Namun, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apakah semua itu dilakukan karena benar-benar ingin, atau semata-mata karena takut mengecewakan orang lain? Jika kita pernah merasa bersalah ketika menolak ajakan teman, atau tetap menyanggupi permintaan seseorang meski dalam kondisi lelah, mungkin kita memiliki kecenderungan sebagai seorang people pleaser.
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Almayla Taorayudha, mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2024, berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Esai Nasional dalam rangkaian Agribusiness Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada bulan Februari 2025. Kompetisi ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
Tim mahasiswa Tycoon Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Kali ini tim yang terdiri dari Gustav Susanto (Manajemen 2022), M. Hilmy Naufal (Akuntansi 2022), Najwa Waq’iah (Manajemen 2022), Nikita Dinda Azizah (Manajemen 2022), dan Farras Maula Audina (Teknik Industri 2022) berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Woolpower Case pada final ajang Susilo Business+Ethics Case Competition 2025 di Swedia pada 6 Juni 2025 .
Selain itu, tim FEB UGM juga berhasil meraih juara 3 pada kategori Single Technologies. Atas prestasi tersebut tim dinobatkan sebagai Juara Umum 3.
Kemampuan berbicara di depan umum dan menyampaikan ide secara efektif merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai untuk mendukung kesuksesan di dunia akademik dan profesional. Praktisi komunikasi, Siwi Lungit membagikan wawasan dan pengalamannya dalam membangun kepercayaan diri saat public speaking dalam pelatihan softskill bertajuk “Speak Confidently to Achieve: Presentation Skill” yang berlangsung pada Jumat – Sabtu, 16-17 Mei 2025 di Auditorium Gedung Pusat Pembelajaran Lantai 8, FEB UGM.
Bunga bukan hanya sekadar hiasan yang memanjakan mata. Di tangan yang tepat dan melalui proses yang penuh makna, bunga bisa menjadi media untuk mengungkapkan perasaan, mengenali diri, dan bahkan membangkitkan kepercayaan diri. Mahasiswa FEB UGM diajak untuk mengekspresikan diri melalui workshop The Language of Flowers yang diadakan oleh Career and Student Development Unit (CSDU) FEB pada 23 Mei 2025.
Kepala CSDU FEB UGM, Dewi Fatmawati, S.E., M.Ec., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan ruang bagi mahasiswa dalam mengekspresikan diri melalui kreativitas. Dalam kegiatan merangkai bunga tersebut, turut dihadirkan psikolog untuk membantu para mahasiswa menggali makna emosional di balik pilihan bunga yang dirangkai.
Dalam rangka mendukung kesejahteraan mahasiswa, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Career and Student Development Unit (CSDU) kembali menjalankan program Mood Booster selama periode Ujian Akhir Semester (UAS) semester genap tahun ajaran 2025/2026. Program ini diwujudkan dengan menyediakan sarapan gratis bagi mahasiswa selama UAS. FEB UGM menyediakan 150 porsi makanan dengan berbagai varian menu setiap harinya mulai Senin, 2 Juni 2025 hingga Jumat, 13 Juni 2025.
Dengan semakin meningkatnya persaingan di dunia kerja, perusahaan kini tidak lagi hanya menilai pelamar dari nilai akademik atau daftar riwayat hidup (CV) semata. Banyak perusahaan mulai melihat bagaimana personal branding seseorang, baik melalui jejak digital di internet maupun reputasi di lingkungan sekitar. Bagi mahasiswa, memiliki personal branding yang kuat merupakan nilai tambah yang signifikan.
Career Consultant, Maya Septriana menyebutkan personal branding bukan sekadar alat untuk membuat seseorang terlihat menonjol, tetapi juga untuk membangun kepercayaan, kredibilitas, dan membuka jalan menuju peluang karir yang lebih luas. Namun, sebelum membangun personal branding, penting bagi seseorang untuk terlebih dahulu memahami dirinya sendiri.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menyelenggarakan Entrepreneurship Expo dan Talkshow dengan mengusung tema “Sparking Innovation, Creating Impact.” Acara ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menampilkan ide bisnis mereka sekaligus berkompetisi dalam suasana inovatif dan kolaboratif. Dari 50 stan yang ditampilkan, terdiri dari 38 tim mahasiswa dan 12 UMKM mitra binaan FEB UGM, tiga tim berhasil mencuri perhatian juri dan meraih gelar juara dalam kompetisi ide bisnis.
Tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi essai nasional Clash of University 2025, yang diselenggarakan oleh Departemen Keilmuan dan Pengembangan Karir BEM FEB UPN Veteran Yogyakarta pada 8 Juni 2025 di kampus setempat. Tim mahasiswa FEB UGM yang tergabung dalam tim Urip Golek Makna beranggotakan dua mahasiswa Manajemen angkatan 2024 yaitu Azzumaraa Akmalia dan Sovalia Intan Asri.
Azzumaraa menjelaskan bahwa kompetisi ini diikuti oleh 38 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Dalam kompetisi tersebut seluruh tim diminta untuk mengirimkan esai dengan tema “Next-Gen Economy: Peran Mahasiswa dalam Disrupsi Digital dan Ekonomi Masa Depan”. Selanjutnya, lima tim terbaik berhak melaju ke babak final untuk memaparkan gagasan esai yang diajukan. Tim tersebut berasal dari Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Universitas Pertamina, dan UPN Veteran Yogyakarta.