Berawal dari kesulitan yang dihadapi mahasiswa rantau dan tinggal di kos-kosan yang sering kesulitan mencari bantuan layanan rumah tangga seperti perbaikan hingga membersihkan kamar kos, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mengembangkan gagasan platform digital Bantoo. Platform digital yang diusung menghubungkan antara pengguna dengan penyedia jasa layanan.
“Ketika mengalami kerusakan atau masalah kecil di kamar, kebutuhan perbaikan masalah kos seringkali bergantung terhadap penjaga dan kenalan pemilik kos terbatas pada ketersediaan dan kemampuan teknis. Selain itu, mencari jasa informal memiliki risiko harga yang tidak transparan atau terlalu tinggi, terlebih lagi untuk anak rantau,” ungkap Tabina Maritza Wisnu selaku CEO Bantoo.
