Rizky Arief, CEO dan Founder HMNS Perfume mengungkapkan peran penting storytelling dalam membangun brand. Ia pun membagikan pengalamannya bagaimana kekuatan storytelling dalam mendongkrak bisnisnya.
Perjalanan Rizky membangun bisnisnya saat ini dimulai dari kecintaan pada sastra sejak kecil yang kemudian membawanya bekerja sebagai copywriter setelah lulus dari Teknik Geologi ITB pada tahun 2016. Pengalamannya menjadi seorang copywriter membuka matanya akan kekuatan tulisan dalam dunia bisnis.
“Ketika kerja jadi copywriter, saya pernah menulis di Facebook dan jadi viral banget. Karena viral itu, tingkat penjualannya pun meningkat. Di situlah saya sadar kalau storytelling itu kuat banget dampaknya,” jelasnya dalam sesi YES! We Talk 2024 yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Sabtu, 9 Oktober 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM.
Rizky menjelaskan pendekatan bisnis yang dilakukannya dengan menganggap manusia sebagai user interface. Dengan menganggap manusia adalah user interface, lanjutnya, maka harus memahami cerita di sekitar mereka agar sebuah produk memiliki makna. Pandangan inilah yang menginspirasinya untuk menamai brand parfumnya “HMNS” (manusia), yang menurutnya tak hanya sekadar parfum, tetapi juga membawa cerita di dalamnya.
“Kamu bisa menjual apapun kalau kamu bisa bercerita,” tambahnya.
Menurutnya, pengalaman sangat penting dalam mengasah kemampuan menulis. Ia mengatakan untuk menjadi seorang penulis yang baik, tidak cukup hanya belajar soal teori menulis namun pengalaman langsung menulis dan mendapatkan umpan balik adalah kunci peningkatan.
“Setiap penulis memiliki gaya menulisnya masing-masing. Oleh karena itu, selain pengalaman, memahami gaya menulis atau gaya kita dalam menyampaikan cerita adalah hal penting untuk menjadi penulis yang baik,” tambahnya.
Menutup sesi, Rizky membagikan tips dalam menjalani bisnis. Ia menekankan pentingnya memiliki target yang jelas dan realistis, serta mencapainya secara bertahap. “Fokus pada target yang ada di depan mata,. Kita harus tahu apakah target itu dapat dicapai atau tidak. Kalau tidak bagaimana kita bisa mencapai target-target setelahnya?,” tutupnya.