Menjaga kesehatan mental menjadi aspek krusial bagi mahasiswa. Di tengah padatnya aktivitas perkuliahan dengan berbagai tugas sering kali menyebabkan stres dan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental agar tetap fokus, produktif, dan mampu menghadapi tantangan perkuliahan dengan baik. Lantas langkah apa saja yang bisa diambil untuk tetap menjaga kesehatan mental di tengah padatnya aktivitas perkuliahan?
Psikolog pada Career and Student Development Unit (CSDU) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Atikah Dian Rahmawati, M.Psi., Psikolog., menyebutkan ada tujuh cara untuk menjaga kesehatan mental mahasiswa.
Pertama, melakukan kegiatan yang sesuai kemampuan dan minat serta mengembangkan hobi. Menghabiskan waktu untuk hobi terbukti efektif dalam mengelola stress.
“Selain itu menekuni hobi juga mampu mengasah kreativitas yang dapat mengurangi kecemasan dan stres,” tuturnya, Selasa (10/9) di FEB UGM.
Kedua, menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan olahraga, tidur yang cukup, serta makan makanan bergizi dan teratur. Melalui berbagai kegiatan tersebut dapat membantu meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
Ketiga, mengenali perasaan diri sendiri dan mengekspresikan dengan cara yang tepat. Mengakui perasaan dan emosi seperti kecemasan maupun kesedihan merupakan bagian dari upaya dalam menjaga kesehatan mental tanpa menyalahkan diri sendiri atas perasaan yang muncul.
Keempat, bicarakan perasaan dan keluhan yang dirasakan dengan seseorang yang dapat dipercaya. Dengan bercerita atau berbicara kepada orang yang dapat dipercaya bisa membantu meringankan beban dan mengurangi stres.
Kelima, ikut aktif dalam kegiatan sosial. Dengan aktif pada kegiatan sosial memberikan peluang membangun koneksi sosial, persahabatan hingga memberikan kesempatan untuk saling mendukung.
Keenam, kelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung. Berada di lingkaran pergaulan yang mendukung akan membawa energi positif pada diri sehingga berpengaruh pada kondisi mental
Kenali perbedaan antara hal yang bisa dikendalikan dan hal yang tidak bisa dikendalikan. Atikah menyebutkan beberapa hal yang dapat dikendalikan seperti pikiran, perasaan, perilaku, dan perkataan diri. Sementara pikiran, perasaan, perilaku serta perkataan orang lain, dunia luar, dan kehendak tuhan merupakan hal-hal yang berada di luar kendali diri.
“Menyadari bahwa saya melakukan semua yang saya bisa dan saya merasa tenang dengan hal itu adalah penting,” jelasnya.