Rabu (26/07), suasana riuh memenuhi malam penutupan dan penganugerahan ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Tingkat Nasional yang dilaksanakan di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Schalke Anindya Putri (Economics IUP 2020), perwakilan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil menorehkan juara pertama dalam jenjang sarjana untuk perlombaan tahunan ini. Dara yang akrab disapa Schalke tersebut saat ini akan memasuki tahun terakhir dalam masa studinya di Program Studi Sarjana Internasional (International Undergraduate Program/IUP) Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Perjuangan yang Panjang hingga Memetik Capaian Gemilang
Dalam wawancara yang telah dilakukan, Schalke memaparkan bahwa ia telah melalui berbagai tahapan untuk dapat sampai di titik ini. Pertama-tama, ia harus menjalani seleksi di tingkat fakultas. Ia lantas mewakili FEB untuk bertarung kembali di tingkat universitas. Schalke pun sukses memperoleh juara pertama pada tahapan tersebut sehingga berhak mewakili UGM untuk melaju di tingkat regional Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada akhirnya, gadis satu ini berkesempatan untuk berlaga dalam Pilmapres tingkat nasional, yang terdiri atas seleksi awal nasional dan seleksi final nasional. Pada tingkat nasional yang diselenggarakan pada tanggal 24-28 Juli 2023, Schalke harus menghadapi serangkaian kegiatan yang menjadi aspek penilaian dalam Pilmapres. Ia menjalani sesi presentasi gagasan kreatif, presentasi deskripsi diri dan capaian unggulan, pidato berbahasa Inggris, serta leaderless group discussion.
Schalke mengungkapkan bahwa tahap nasional merupakan bagian paling berkesan dalam perjalanannya menjadi mahasiswa prestasi (mapres). Pada tahap ini, ia dapat bertemu dengan mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia dengan kompetensinya masing-masing yang luar biasa. Selain itu, menurutnya, penilaian pada tingkat nasional bersifat lebih menyeluruh. “Penilaian di tingkat nasional berbeda dengan penilaian di tahapan-tahapan sebelumnya (yang lebih bersifat kuantitatif). Di tingkat nasional, kita juga dinilai dari segi kepatutan, seperti perilaku, profil, dan identitas sebagai seorang mapres, (bahkan) ada juri untuk menilai hal-hal yang sifatnya kualitatif seperti itu,” papar Schalke.
Persiapan yang Matang sebagai Kunci Prestasi yang Cemerlang
Untuk mempersiapkan seleksi yang kompleks di tingkat nasional, Schalke telah melakukan persiapan yang matang demi menghadapinya. Pertama, ia perlu mempersiapkan materi untuk tiga jenis presentasi yang ada. Schalke secara konsisten melakukan konsultasi terkait gagasan kreatif yang ia rancang kepada salah dosen pembimbingnya, yakni Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D.. Selanjutnya, mahasiswi satu ini juga perlu berpikir outside the box untuk menentukan cerita yang hendak ia bawakan saat sesi deskripsi diri. Schalke pun tak lupa melatih kemampuan manajemen waktu serta bahasa Inggris untuk menghadapi tahapan pidato, mengingat waktu yang diberikan untuk persiapan pidato tersebut hanyalah dua menit.
Kedua, Schalke juga secara giat mengembangkan kemampuan presentasi beserta penampilannya secara menyeluruh. Ia terus berlatih bersama pihak fakultas dan universitas untuk senantiasa memoles hal-hal yang dapat ditingkatkan. Yang terakhir, Schalke juga menekankan pentingnya persiapan dari segi mental dan fisik. “Di saat-saat genting seperti ini, sulit untuk menjaga diri. (Akan) tetapi, aku punya support system yang sangat mendukung sehingga aku bisa tetap tenang dan tetap sehat secara batin maupun fisik,” ujar Schalke.
Dukungan dari Berbagai Pihak: Kunci Lain Kesuksesan Schalke
Schalke bersyukur bahwa pihak fakultas maupun universitas sangatlah suportif dalam proses persiapan yang ia lakukan. Schalke menceritakan bahwa FEB UGM mendampingi persiapan Pilmapres yang ia lalui melalui dosen pembimbing, yaitu Choirunnisa Arifa, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA.. Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pihak fakultas juga berupaya membantu penyusunan gagasan kreatif melalui bimbingan dari Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D.. Kelancaran perjalanan gadis satu ini juga tak luput dari peranan perwakilan Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM, yaitu Arizona Mustika Rini, SE, M.Bus(Acc)., Ph.D., Ak., CA. Terlebih, pihak fakultas juga mendatangkan Okkie Putriani sebagai coach untuk meningkatkan kemampuan public speaking Schalke.
Di tingkat universitas, pihak Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa dan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM turut mendukung persiapan Schalke dengan memberikan bimbingan secara materi, presentasi, dan dukungan emosional serta mental. “Aku tidak merasa sendirian karena di bawah (dukungan) fakultas dan universitas. Aku juga mau shoutout ke semua orang-orang yang aku sayangi, teman, keluarga, dosen-dosen (Pak Gilang, Bu Choi, Bu Arizona, dan semua dosen yang pernah mengajar aku), para pembimbing (termasuk Bu Okkie Putriani), Dekanat, CSDU, SWPDC (Student Wellness and Personal Development Center FEB UGM), Ditmawa, dan semua orang yang mendukung serta mendoakan aku. Terima kasih,” ungkap Schalke.
Makna Menjadi Mapres bagi Diri Schalke
“Jujur, aku nggak pernah nyangka kalau aku jadi Mapres 1 Nasional. Nggak pernah jadi target aku. Campur aduk banget, kaget, senang, lega, dan terharu,” ujar Schalke terkait perasaannya saat memperoleh gelar tersebut. Selain itu, Schalke merasa bahwa gelar tersebut merupakan tanggung jawab yang sangat besar sehingga ia merasa harus melakukan dampak yang positif dan signifikan bagi masyarakat.
Dara satu ini kemudian memberikan pesan bagi teman-teman FEB UGM, “Terkadang, sebagai mahasiswa, kita suka kehilangan arah, apalagi di antara berbagai opsi dan kehirukpikukan di dunia ini. (Akan) tetapi, menurutku, yang harus teman-teman ingat adalah menjadi berprestasi bukanlah hanya tentang berapa prestasi yang kalian raih atau apa hal yang telah kalian lakukan. Menjadi berprestasi adalah menggali potensi diri kalian sedalam dan seluas mungkin serta percaya diri dengan siapa diri kalian sesungguhnya.” “Berprestasi bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi adalah membawa kesuksesan dan kemenangan untuk sesuatu yang lebih besar dan positif untuk sekeliling kita,” tutupnya.
Reportase: Rizal Farizi